“nduk, mbok ndoro dibuatkan kopi secangkir, toh!”
panggilan ‘genduk’ ini merupakan hal yang akrab didengar dalam tutur bahasa jawa [tengah]. bisa dialamatkan untuk seorang putri [oleh ayahandanya], bisa dipakai untuk memanggil seorang perempuan yang usianya jauh lebih muda [oleh pria dan wanita], bahkan bisa ditujukan bagi para pembantu rumah tangga alias p.r.t. [jelas oleh para majikannya].
tapi apa dengan demikian nama ‘genduk’ ini berasosiasi kepada sesuatu yang merendahkan martabat? justru bukan.
ini sebuah nama kesayangan. sebuah klangenan [lagi-lagi dalam bahasa jawa]. seperti itulah cara ndoro kakung kami [bisa diintip lebih jelas ndalem nya alias rumahnya di http://ndorokakung.com] memanggil perempuan-perempuan yang usianya lebih muda, dengan sepenuh perasaan.
jadi, siapakah [para] genduk yang menghuni ruang corat-coret dunia maya ini? ya kamilah para genduk ndoro kakung itu. karena mengatasnamakan kami, maka jumlahnya lebih dari seorang. tapi kesamaan riwayat kami adalah … semua memulai ‘karir’ edisi perdana di kediaman ndoro kakung.
sebagai sarana pengeblogan, kami menjadikan gendukblog ini sebagai mediasi universal buat berceloteh, bertutur, mengomentari sampai merenungi segala apa yang kami lihat, amati dan rasakan. dan karena posisi genduk adalah āajegā [apa bahasa indonesianya ya ndoro? selalu ada?] dalam wacana sebuah keluarga indonesia, kami para genduk bisa menjelma jadi anak perempuan, wanita yang usianya [jauh] lebih muda dari ndoro kakung sampai helper yang bisa menuturkan sudut pandangnya dalam berbagai kapasitas.
wis begitu dulu ya. para genduk siap kerja lagi. membersihkan rumah, mengisi tangki gas kompor, mencuci mobil, membetulkan genteng rumah dan mengisi air radiator mobil, ke supermarket, lalu pergi ke salon, manicure-pedicure, latihan softball, meng-install program baru di laptop serta nge-gym.
selamet midangetaken. yukz … mare …..
ayo, nduk. ndoromu dibikinken kopi dulu… ojo manis-manis yo.
[…] Siapakah mereka para genduk itu? Sampean bisa membaca profilnya di sini. […]
hidup genduk!
abi_ha_ha, komentar tidak bermutu dan sangat menggambarkan bagaimana pribadi anda yang tidak bertanggungjawab ini tempatnya bukan di sini. jadi telan saja kembali dan mengertilah bahwa anda baru saja mempermalukan diri sendiri dengan menunjukkan kepala anda hanya berisi hasrat hewani dan tidak lebih. –editor–
selamat ya para genduk !
terima kasih atas kunjungannya ya ndoro kakung, starboard dan mas andrias š
Rupanya kita senasib. Saya ini cuma jongos bin kacung daripada Ndoro Bedhes. Bala dhupak pidak pedarakan. Lha gimana lagi, meski beliau itu lebih muda daripada yang mana saya, beliau adalah guru saya dalam banyak hal. Pada dasarnya beliau itu agak lumayan baik, tapi cethil (kikir).
[…] seminar, sexy, susu besar, tenaga kerja, TKI, TKW, undangan Satu lagi calon seleblog yaitu Gendukblog. Meskipun genduk tetapi dia/mereka itu smart dan berwawasan, pokoknya canggih makanya jangan […]
Lho kok aku disenen-i ? jare blog-e genduk? piye tho.. wong arep takon nek konco genduke njenengan ono sing arep nggolek gawean.
Genduk kok galak. Opo maneh ndorone ki.
Tetapi tentunya apabila terjadi salah terima terhadap komen saya, tentunya dengan segala kerendahan hati saya memohon maaf.
Mungkin komen ‘guyon’ saya yang memang berlebihan.
yowis mas ABi, Genduk maafken… (salaman mode)
tapi nek dibaleni neh, tak balang munthu lho…
Nuwun sewu..
punapa punika para piyantun putri?
Lha menawi mekaten, mangga sami lenggah ing sisihipun ndoro, amargi Diajeng putri dereng wangsul.
Para genduk dipun paringi kamukten……. nggih!!
Mugi-mugi blog punika saged nyarasaken mustaka ingkang sapun dipecahaken ndoro….
*halah*
semoga sukses ya genduk2. hidup republik genduk! š
pasang photo yang sexy dong kayak di review gw š
4 paman tyo >> panjenengan ini leres 1000%. ndoro kakung itu jian …. cethilnya ora nguwati. tapi buat tempat berguru, bolehlah š
4 kardjo >> nyuwun sewu, inggih leres .. sedaya piyantun putri. nanging pramila dijak lenggah ing sisihipun ndoro kakung, ohh … nyuwun pangapunten … kados ujaran ibu-ibu masa kini, “memangnya nggak ada pria laen, nduk?” š
4 botol >> tidak ada yang seksi dari para genduk margenduk di sini secara fisik. tapi mari … kita adu isi kepala š thanks ya, hidup botol!
Para genduk, bukan hanya satu genduk disini . Ahaa
*lirak lirik mesum*
Salam kenal
regsa, salam kenal [lagi]. tolong ya, *mesum* nya disensor. nngak boleh ada topik atau pemikiran tidak senonoh di sini. thanks for dropping by š
mesum harus dilarang. setuju aku.
—
Ning kudu gandes luwes merak ati lho!
matur nuwun mas mangir .. lan uga tanggap waskita, lembah manah …. weruh sak durunge winarah [halaah, praktek energi linuwih ‘po? :)]
ayo nduk rok-e diunjukno…ben udele ora ketok lan ora masuk angin…
mas balidreamhome …. terima kasih buat komentarnya dan silakan baca postingan terbaru soal jarik nanti. jadi, apa yang anda tulis itu memang tidak terbukti adanya. tidak ada acara pamer udel di sini!
Wah, aku juga biasa manggil anakku dgn sebutan genduk, panggilan sayang yg punya ciri khas Jawa. Salam kenal š
saya cuma mau bilang makasih informasinya