Hari ini rumah Ndoro Kakung sempet heboh. Pasalnya Ndoro Putri kedatangan tamu yang datang-datang sudah menangis bombay. Karuan Genduk dipanggil untuk langsung ngambil air putih untuk sang ibu muda.
Setelah 3 jam bertamu [kerja opo namu yoo? đŸ™‚ ], pulanglah sang ibu muda itu.
Ndoro Putri menghela nafas panjang, katanya, “Ya begitulah kalau orang kena bujuk rayu.”
Wah Genduk pikir, ini urusan domestik, orang ada bujuk rayunya. Genduk memberanikan diri untuk bertanya, siapa tau gentian Ndoro Putri yang mau curhat.
Sambil minta pijit, Ndoro Putri cerita dan ngajarin Genduk.
Rupanya urusan domestiknya bukan urusan lanang alias lelaki tapi urusan duit plastik. Rupanya sang ibu muda tadi terjerat utang, gara-gara duit plastik, bahasa kerennya kartu kredit.
Asalnya dia punya satu kartu kredit yang bisa belanja ampe 3 juta Rupiah. Tenang-tenang dia pakai tanpa memikirkan, berapa sebenarnya pos untuk kartu kredit itu. Ga kerasa uang yang dipakai buat bayar kartu, kepakai untuk pengeluaran sehari-hari.
Terus udah mentok 3 juta dan bayar nyicil, sang ibu muda ga bisa belanja … wong gaji suami pas-pas-an, dia tidak bekerja dan punya anak satu. Lagi pusing-pusing, dia jalan-jalan di mall, ditawari lagi kartu kredit dan diambilnya pula. Sekarang punya 2 kartu kredit … seneng bisa belanja lagi ampe 3 juta Rupiah.
Tidak terasa batas maksimum kartunya mentok, dia hanya bisa membayar seadanya saja alias pembayaran minimal yang harus dibayar. Akibatnya angkanya bertambah terus bukan berkurang karena kena bunga berbunga. Para penagih pada telepon sampe ada yang datang ke rumah, benar-benar ga nyaman.
Genduk bengong … Nach cara bayarnya gimana dong …
Itulah yang tadi Ndoro Putri ajarin. Pertama, dia harus disiplin ga boleh belanja-belanja lagi jadi kartu dilacikan untuk sementara waktu. Terus harus ada pos yang jelas untuk bayar kartu.
Jumlah pembayarannya harus di atas angka pembayaran minimal yang tercantum di tagihan supaya terbayar sebagian pokok dan bunganya. Nanti perlahan-lahan akan turun nilainya.
Pokoknya harus disiplin dan itungannya bener. Memang berat dan butuh waktu. Yang penting kalau sudah mulai punya sisa kredit tetap saja kartunya mesti dikarantina.
Wah ternyata susah ya mengatur yang namanya kartu kredit itu. Kayanya enak saja, setiap keliling mall pasti ada yang nawarin. Terus orang belanja tinggal gesek aja, ga perlu bawa duit banyak.
Tapi risikonya ampun-ampun. Genduk ga jadi dech punya kartu kreditnya, serem…mendingan titip gaji ama Ndoro Putri, nanti kalau udah banyak buat beli emas!
genduk …. selamat tahun baru. beredar lagi kamu? kemana aja!!! đŸ™‚
Susah nglakuin nya, soalnya bagaimanapun juga belanja merupakan kegiatan yang mengasikan đŸ˜€
Tapi mengeluarkan duit untuk belanja sungguh menyakitkan đŸ˜€
lebih tepatnya, menggesek itu nikmatttt…..
giliran bayar tagihannya, berasa sekarattt… đŸ˜€
Genduk.. terimakasih .. saya sudah diberi komentar oleh Genduk.
sama-sama pak Mimbar…
Genduk ini suka banget mbaca postingan2 bapak yang orisinal, lucu dan unik. pokoknya inspiratif banget. mbikin Genduk jadi makin seneng nulis, cuma belum bisa sekonsisten pak Mimbar. mesti belajar banyak nih…
duit plastik, jangan pernah ninggalin rumah tanpa membawa duit plastik. bisa kaco nanti!
nduk, kamu harus punya. HARUS! sebagai sesama genduk, kamu membuat malu korps kalo ndak punya. hare genee! wong beli pecel pincuk mbak susi saiki yo ga iso bayar pake duit kertas je. plastik nduk, plastik everywhere.
pokok e aman wis, nanti aku sing jadi polisi disiplin e.
masalah pengeluaran uang ini memang yo gampang-gampang angel…kawitane ra pingin opo-opo, tapi dilalah yo kok ono wae kebutuhan….whe..he…..mesti terus belajar…….